Pentingnya Sanitasi Lingkungan Di Daerah Lokus Stunting


 
Gorontalo | Arjunanewsonline.com – Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kurangnya asupan gizi yang ditandai dengan tinggi badan anak berada di bawah standar kurva pertumbuhan usianya. 
 
Menurut Okta Bela pangesti, mahasiswa di fakultas kedokteran program magister kesehatan Masyarakat Universitas Lampung mengatakan sampai saat ini stunting masih menjadi masalah yang sangat serius di Indonesia. Hal ini tentunya akan menjadi tantangan sendiri dalam mempersiapkan generasi emas 2045.
 
Berdasarkan dari data survey status Gizi Nasional (2022) prevalensi stunting di Indonesia diangka 21,6 %. Angka tersebut masih  terbilang tinggi  jika dilihat dari target yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang menetapkan target  yang harus dicapai sebesar 14 % pada tahun 2024 (Kemenkes RI, 2022).
 
Angka prevalensi stunting jika dilihat selama 4 tahun terakhir dari tahun 2018-2021 mengalami penurunan tetapi diperlukan strategi untuk mencapai target yang telah di tetapkan tersebut sebagaimana juga yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024 tentang percepatan penurunan stunting dan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 (BKPK, 2023).

Situbondo Ethnic Festivasl (SEF) 2023‼️Resmi Dibuka Oleh Bung Karna ((Bupati Situbondo))‼️

Dalam hal tersebut, salah satu provinsi yang memiliki Angka stunting tinggi yaitu Provinsi Gorontalo. sesuai hasil SSGBI 2019 yaitu 34,89 berada pada urutan ke-4 secara nasional. Hasil studi status gizi Indonesia 2021.
 
Angka prevalensi stunting Provinsi Gorontalo sebesar 29%, mengalami penurunan sebesar 5,9% dibandingkan dengan tahun 2019 dan berdasarkan data SSGI 2022 Prevalensi stunting di provinsi Gorontalo mengalami penurunan dari 29,0% pada tahun 2021 menjadi 23,8% pada tahun 2022, namun angka ini masih belum memenuhi target yang ditetapkan oleh WHO dan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021. 
 
Kabupaten Gorontalo menjadi salah satu kabupaten yang memiliki angka stunting yang tinggi sebesar 30,8 % pada tahun 2022 berdasarkan data SSGI 2022.
 
Beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya stunting di kabupaten gorontalo diantaranya
Kecamatan Biluhu, Batudaa Pantai dan Bilato merupakan daerah pesisir di kabupaten gorontalo. Rentan dengan intrusi air laut (Asiku,2022)
 
Wilayah pesisir merupakan wilayah yang memiliki karakteristik akuifer yang khas. Akuifer wilayah pesisir memiliki kontak langsung dengan air asin pada zona interface. Kondisi tersebut mengakibatkan akuifer di wilayah kepesisiran memiliki kerawanan yang tinggi terhadap intrusi air laut (Cahyadi, Priadmodjo and Yananto, 2019).
 
Intrusi air laut adalah cara masuknya air laut ke dalam lubang batuan yang mengakibatkan pencemaran air tanah, sehingga air tanah menjadi payau atau bahkan asin. Air laut akan mengalir ke sumur dan akan menyebabkan pencemaran air tanah (Chang & Clement, 2012).
 
Telaah yang dilakukan menggunakan study literatur review dari penelitian sebelumnya yang dilakukan di daerah pesisir di ketahui bahwa adanya hubungan antara faktor sanitasi lingkungan, akses air bersih, kepemilikan jamban keluarga serta kemiskinan dengan kejadian stunting.
 
Telaah yang dilakukan di kecamatan Biluhu, menggunakan berbagai sumber tinjauan pustaka, laporan akhir NS individu dan tim 2018-2020 saat bertugas dipuskesmas biluhu, data e-ppgbm, profil puskesmas biluhu tahun 2021, laporan bulanan program kesehatan lingkungan sampai bulan Oktober 2023 serta referensi lainnya.
 
“Berdasarkan hasil telaah yang dilakukan menggunakan  berbagai sumber tersebut, Narasumber mencoba telaah faktor-faktor penyebab stunting di kecamatan biluhu antara lain karena belum semua masyarakat memiliki jamban keluarga di dua desa lokasi stunting yaitu desa lobuto dan desa biluhu barat, kurangnya sarana pengelolaan air limbah terutama di dua desa lokus stunting tersebut.
 
Kepemilikan sarana air bersih dan akses air bersih yang sudah baik namun masih adanya perilaku hygiene anak-anak yang kurang maksimal karena masih suka mengkonsumsi air mentah secara langsung dari air keran, adanya resiko intrusi air laut karena berada didaerah pesisir,” kata mahasiswa Universitas Lampung, Okta Bela Pangesti dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Selasa (28/11/2023).
 
Penyebab lain munculnya kasus stunting di Desa Biluhu ini menurut mahasiswa dari Fakultas kedokteran ini adalah kurangnya penerapan higiene di tempat-tempat pengelolaan makanan, cakupan Tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat higiene sanitasi di desa lokus stunting masih dibawah 40%
Penyebab lain seperti dikutip dari Siaran Pers Siaran Pers Nomor: 60/HUMAS PMK/II/2023, oleh Menko PMK Minta Provinsi Gorontalo karena Angka Stunting yang Masih Tinggi.
 
Sehingga untuk mengurangi angka Kemiskinan yang Ekstrem, dan perlunya penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem ditangani secara simultan, karena hal itu yang merupakan dua permasalahan yang saling berhimpitan. Kabupaten gorontalo sendiri mempunyai 4 kebijakan yaitu Inovasi, Kolaborasi, Regulasi dan Evaluasi seperti yang dikatakan oleh sekda Kabupaten Gorontalo dalam Diskominfo Kabupaten Gorontalo (2023).
 
Okta Bela mengatakan untuk mewujudkan keberhasilan penangan stunting ini, tidak lepas dari peran serta masyarakat itu sendiri agar mau menerapkan upaya upaya kesehatan dasar pada diri sendiri dan lingkungannya, dengan begitu akan membantu upaya dan program-program yang dicanangkan pemerintah untuk penurunan angka stunting
 
“Kami sangat antusias untuk melaksanakan telaah Stunting ini. Diharapkan telaah ini dapat memberikan informasi mengenai permasalahan yang ada di masyarakat saat ini, pada hakikatnya semua orang berperan penting untuk memastikan kualitas generasi penerus bangsa,” pungkas Okta Bela. (Idrak/Red)
Posted in News

Berita Terkait

Top