Situbondo Darurat Demam Berdarah Awali Bulan Mei 2024, Terkonfirmasi 3 Meninggal & 1 Kritis


 
Situbondo | Arjunanewsonline.com – Tercatat mulai dari per 1 April sampai dengan 7 Mei 2024 ini capai ratusan kasus Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau yang biasa dikenal dengan istilah Demam Berdarah Dengue (DBD) khususnya di Kabupaten Situbondo dengan 3 anak yang masih berada di bangku Sekolah Dasar (SD) akibatkan kematian dari gigitan nyamuk Aedes aegypti rata-rata berumur 8 tahun sampai 14 tahun.
 
DHF/DBD tentunya harus diseriusi untuk penanganannya. Berikut gejala-gejala bila menimpa DHF/DBD. Syok dapat terjadi karena penderita DBD terlambat mendapatkan penanganan, termasuk kurangnya kewaspadaan terhadap tanda-tanda syok dini. (Sumber: KemenkesRI. Red).
 
Tanda-Tanda Dengue Shock Syndrome (DSS):
1. Muntah terus-menerus 
2. Nyeri perut hebat 
3. Kaki dan tangan (akral) pucat, 
dingin dan lembab 
4. Nadi melemah, lesu, gelisah, 
perdarahan,  
5. Jumlah urin menurun
 
Jika #Healthies mengalami gejala demam lebih dari 3 hari disertai mual, muntah, nyeri otot, nyeri di belakang telinga, dan sakit kepala, – jangan Tunda! segera periksa ke fasilitas Pelayanan kesehatan terdekat dan lakukan pemeriksaan darah.
 
Saat Arjuna News klarifikasi kepada Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, dr. Roekmy ia mengatakan bahwa, “Benar adanya, adapun 3 korban meninggal dunia dan 1 masih dirawat, semoga akan baik baik saja. Ketiga yang meninggal itu berasal dari Kelurahan Dawuhan (Bersekolah di salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Situbondo, 8 tahun. Red), Desa Curah Jeru, Kecamatan Panji (Bersekolah di salah satu Sekolah Dasar di Kelurahan Mimbaan, 14 tahun. Red) dan dari Kecamatan Jangkar”, jelas dr. Roekmy. Selasa, (07/05/2024).
 
Pantauan Arjuna News kalau sekolah anak tersebut belum ada tindakan yang dilakukan oleh tim medis setempat. Seperti halnya Fogging dan sebagainya untuk upaya penanggulangan penyebaran yang lebih luas. Semoga langkah-langkah pencegahan yang ketat segera diambil untuk melindungi penduduk setempat dan memutus rantai penyebaran penyakit DBD oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti ini.
 
“Bulan April 2024 ada 91 kasus DHF/DBD dan Mei 2024 ada 9 kasus DHF/DBD diantaranya yang terkonfirmasi 3 meninggal dan 1 kritis”, pungkasnya.
 
Sementara itu, Kadinkes Situbondo, dr. Sandi saat dikonfirmasi oleh Arjuna News ini melalui telepon whatsapp pribadinya untuk memberikan jawaban, apa saja langkah-langkah yang akan diambil oleh Tim Medis Kesehatan. Namun tidak ada jawaban hingga berita ini diterbitkan. (Tim/Red)

Berita Terkait

Top